Saturday, 11 February 2017

BAHASA REPERESENTASI BUDAYA BANGSA DAN TINGKATAN BAHASA SEBAGAI KEMAHIRAN

BAHASA REPERESENTASI BUDAYA BANGSA DAN TINGKATAN BAHASA SEBAGAI KEMAHIRAN Oleh: Jaenal Arifin

Bahasa Reperesentasi Budaya Bangsa. Pendahuluan Manusia di samping sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk sosial,dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia membutuhkan kehadiran dan bantuan orang lain,karena itu manusia harus berinteraksi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.untuk berinteraksi tersebut diprlukan suatu media atau alat dalam upaya menyampaikan suatu pesan sesuai dengan apa yang diinginkan.dan media atau alat tersebut tidak lain adalah bahasa.Ahirnya semua orang akan menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Begitupula melalui bahasa,kebudayaan suatu bangsa dapat di bentuk,di bina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi mendatang.dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi,maka semua yang berada di sekitar manusia: peristiwa,binatang,tumbuh-tumbuhan,hasil cipta karya manusia dan sebagainya,mendapat tanggapan dalam pikiran manusia,di susun dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi.komunikasi melalui bahas ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.ia memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan,adat istiadat,kebudayaan serta latar belakang masing-masing. Pengertian Bahasa Para pakar linguistic deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa sebagai “ satu system lambing bunyi yang bersifat arbitrer,”yang kemudian lazim di tambah dengan” yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.” 9Chaer 1994). Bagian utama dari definisi di atas menyatakan hakekat bahasa itu,dan bagian tambahan menyatakan apa fungsi bahasa itu. Bagian pertama definisi di atas menyatakan bahwa bahasa itu adalah satu system, sama dengan system-sistem lain,yang sekaligus bersifat sistematis.jadi bahasa itu bukan merupakan system tunggal melainkan di bangun oleh sejumlah subsistem (subsistem fonologi,sintaksis dan leksikon).sistem bahasa ini merupakan system lambang bunyi bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia.sistem lambang bahasa ini juga bersifat arbitrer.artinya antara lambang yang berupa bunyi itu tidak memiliki hubungan wajib dengan konsep yang dilambangkannya. Bagian pertama dari definisi di atas juga menyiratkan bahwa setiap lambang bahasa,baik kata,frase,klausa,kalimat maupun wacana memiliki makna tertentu yang bias saja berubah pada satu waktu tertentu,atau mungkin juga tidak merubah sama sekali. Bagian tambahan dari definisi bahasa di atas menyiratkan bunyi fungsi bahasa di lihat dari segi sosial,yaitu bahwa bahasa itu adalah alat interaksi atau alat komunikasi di dalam masyarakat. tentu saja konsep linguistic deskriptif tentang bahasa itu tidak lengkap,sebab bahasa bukan hanya alat interaksi sosial,melainkan juga memiliki fungsi dalam berbagai bidang lain. Itulah sebabnya mengapa psikologo,antropologi,etnologi,neurologi dan filologi juga menjadikan bahasa sebagai salah satu obyek kajiannya dari sudut atau segi yang berbeda-beda (Chaer 2002: 31). Pendapat lain tentang pengertian bahasa diungkapkan oleh Syamsudin : beliau juga memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang di pakai untuk membentuk fikiran dan perasaan,keinginan dan perbuatan-perbuatan,alat yang di pakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk,tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa,tanda yang jelas dari budi kemanusiaan (Syamsudin 1986). Fungsi Bahasa Bila kita meninjau kembali sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal hingga sekarang, maka fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa: @ Untuk menyatakan ekspresi diri Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain : - Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita - Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi. Sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan di atas tidak terpisah satu sama lain dalam kenyataan sehari-hari. Sehingga untuk menetapkan dimana yang satu mulai dan di mana yang lain berakhir sangatlah sulit. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagai berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Dalam buaian seorang bayi sudah dapat menyatakan dirinya sendiri, ia menangis bila lapar atau haus. Ketika mulai belajar berbahasa, ia memerlukan kata-kata untuk menyatakan lapar, haus dan sebagainya. Hal itu berlangsung terus hingga seorang menjadi dewasa; keadaan hatinya, suka-dukanya, semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar tekanan-tekanan jiwanya dapat tersalur. Kata-kata seperti, aduh, hai, wahai, dan sebagainya. Menceritakan pada kita kenyataan ini. @ Alat komunikasi Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek-moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Ia juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil-hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang. Dalam pengalaman sehari-hari, atau katakanlah sejak kecil hingga seorang meningkat dewasa, bahasa perseorangan mengalami perkembangan, sejalan dengan bertambahnya kenyataan-kenyataan atau pengalaman-pengalaman seseorang. Bila kita membandingkan bahasa sebagai suatu sistem keseluruhan dengan wujud dan fungsi bahasa yang bertahaptahap dalam kehidupan individual, yaitu wujud dan fungsi yang terbatas pada masa kanak-kanak, serta wujud dan fungsi bahasa yang jauh lebih luas pada waktu seorang telah dewasa, maka dapatlah dibayangkan betapa wujud dan fungsi bahasa itu sejak awal mula sejarah umat manusia hingga kini. Bahasa itu mengalami perkembangan dari jaman ke jaman sesuai dengan perkembangan intelektual manusia dan kekayaan cipta karya manusia sebagai hasil dari kemajuan intelektual itu sendiri. Bila kita menyetujui pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia primitif masih sangat sederhana dan terbatas, serta kemampuan intelektual mereka masih sangat rendah bila dibandingkan dengan keadaan dewasa ini, serta di pihak lain kita mengakui bahwa bahasa adalah alat untuk mengungkapkan atau mengkonsumsikan semua kebutuhan seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditegaskan pula bahwa wujud dan fungsi bahasa pada manusia-manusia primitif masih terbatas pula sesuai dengan keterbatasan kebutuhan dan kemampuan intelektualnya. Tetapi seketika teknik manusia bertambah serta kebudayaan dan kebutuhan manusia meningkat, maka bahasa itu turut pula berkembang untuk dapat menampung semua apa yang telah dicapai oleh umat manusia sehingga komunikasi tidak mengalami kemacetan. @ Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial Bahasa, di samping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalamanpengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan untuk memperoleh (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat istiadat, tingkah laku, dan tata karma masyarakatnya. Ia mencoba menyesuaikan dirinya (adaptasi) dengan semuanya melalui bahasa. Seorang pendatang bau dalam sebuah masyarakat pun harus melakukan hal yang sama. Bila ingin hidup dengan tentram dan harmonis dengan masyarakat itu ia harus menyesuaikan dirinya dengan masyarakat itu; untuk itu ia memerlukan bahasa, yaitu bahasa masyarakat tersebut. Bila ia dapat menyesuaikan dirinya maka ia pun dengan mudah membaurkan dirinya (integrasi) dengan segala macam tata karma masyarakat tersebut. Bahasa-bahasa menunjukkan perbedaan antara satu dengan yang lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompoknya penuturnya dalam satu kesatuan. Ia memungkinkan tiap individu untuk menyesuaikan dirinya dengan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat bahasa itu. Dua orang yang mempergunakan bahasa yang sama, akan mempergunakan pula kata-kata yang sama untuk melukiskan suatu situasi yang identik. Kata sebagai sebuah simbol bukan saja melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, tetapi ia juga melambangkan perasaan, kemauan dan tingkah laku seseorang. @ Alat untuk mengadakan kontrol sosial Dalam mengadakan kontrol sosial, bahasa itu mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi suatu masyarakat. Prosesproses sosialisasi itu dapat diwujudkan dengan cara-cara berikut. Pertama, memperoleh keahlian bicara, dan dalam masyarakat yang lebih maju, memperoleh keahlian membaca dan menulis. Keahlian berbicara dan keahlian menulis pada masyarakat yang sudah maju, merupakan persyaratan bagi tiap individu untuk mengadakan partisipasi ay penuh dalam masyarakat tersebut. Kedua, bahasa merupakan saluran yang utama di mana kepercayaan dan sikap masyarakat diberikan kepada anak-anak yang tengah tumbuh. Mereka inilah yang menjadi penerus kebudayaan kepada generasi berikutnya. Ketiga, bahasa melukiskan dan menjelaskan peran yang dilakukan oleh si anak untuk mengidentifikasikan dirinya supaya dapat mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Dan keempat, bahasa menanamkan rasa keterlibatan (atau sense of belonging atau esprit de corps) pada si anak tentang masyarakat bahasanya Pengertian Budaya Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,bahasa , perkakas, pakaian,bangunan , dan karyaseni bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Unsur-Unsur Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut: 1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: o alat-alat teknologi o sistem ekonomi o keluarga o kekuasaan politik 2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya o organisasi ekonomi o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) o organisasi kekuatan (politik) Bahasa cirri Budaya Bangsa Jati diri—atau yang lazim juga disebut identitas—merupakan ciri khas yang menandai seseorang, sekelompok orang, atau suatu bangsa. Jika ciri khas itu menjadi milik bersama suatu bangsa, hal itu tentu menjadi penanda jati diri bangsa tersebut. Setiap bahasa pada dasarnya merupakan simbol jati diri (http: // pusat bahasa .Kemdiknas, go.id). Tiap-tiap bahasa mempunyai keunikan sendiri, baik dari segi sistim bunyi,kata, kalimat, aturan gramatika maupun dalam mengungkap pesan.Hal ini dapat kita lihat dalam konsep bahasa arab yang memunculkan adanya mu’annas dan mudzakkar, ini merupakan symbol adanya budaya pemisah antara laki-laki dengan perempuan,dari segi ungkapan banyak ragam sumpah,taukid (penguat) dan ragam bentuk sifat yang kesemuanya menunjukkan latar budaya bangsa.dalam konteks bahasa arab sebagai bahasa kitab suci semakin Nampak keterkaitan latar bangsai, mulai dari term yang dipakai,pilihan kata,kesetaraan antar subyek dan predikat,antar sifat mausuf,antar nakirah makrifat,antar mufrad jama’ dll.semua ini dari segi kebahangsaan jelas terkait dengan budaya bangsa arab. Al Quran diturunkan dengan berbahasa arab,Allah telah menyebut alQuran yang berbahasa arab عربيا قرآنا . Ini menunjukkan bahwa kearaban yang dimaksud adalah segi kebahasaan, bukan ras, bukan etnik. Tetapi meskipun demikian harus diakui bahwa bangsa arab merupakan pembawa dan penerima risalah islam pertama di dunia ini.sebagaimana terdapat dalam firman Allah: ه لذكرلك ولقىمك وسىف تسألىن ) الزخرف ّ وإن 44) “sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan dimintai pertanggungjawaban”.(azzukhruf 44). Berikut ini akan kita bahas beberapa unsur budaya yang berpengaruh nyata dalam memperkokoh kesatuan pikir dan rasa dalam masyarakat Arab. 1. Bahasa Arab merupakan alat komunikasi antar individu bangsa Arab. Bahasa Arablah yang menghubungkan bangsa Arab dengan pusaka dan sejarahnya dan yang menghubungkan putra-putri bangsa Arab di berbagai negara pada masa yang sama. Karena itu, bahasa dapat menerobos batas jarak dan masa untuk mewujudkan kesatuan budaya dan pikir bangsa Arab. 2. Bahasa Arab telah berkembang sesuai dengan lajunya masa. Akan tetapi, meskipun demikian bahasa itu masih memelihara ciri-cirinya yang orisinil. Bahasa Arab menjadi bahasa Alquran. Itu merupakan faktor terpenting yang membantu dalam pelestariannya. 3. Bahasa Arab kaya dengan kata-kata dan gaya bahasanya,tidak hanya terbatas pada pengungkapan perasaan jiwa manusia yang paling dalam atau kaidah keilmuan yang paling cermat, tetapi bahasa itu mampu menjadi wadah pikir dan ilmu dan merespon kebutuhan-kebutuhan perkembangan dan istilahistilah perkembangan dan istilah-istilah ide-ide baru.Maka bahasa Arab mampu menjadi bahasa ilmu pada masa sekarang, sebagaimana ia pernah menjadi bahasa ilmu pada masa cemerlangnya peradaban Arab. Sesungguhnya tulisan-tulisan seperti karya Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusydi dalam filsafat, Al-Khawarizmi dalam ilmu eksakta, Al-Bairuni dan al-Hasan bin al-Haisam dalam ilmu alam, dan al-Razi dan Ibnu Sina dalam ilmu kimia dan kedokteran merupakan bukti terbaik atas kemampuan bahasa Arab untuk menjadi bahasa ilmu,seperti halnya menjadi bahasa sastra. 4. Penjajahan telah berambisi untuk memerangi bahasa Arab dan mengurangi fungsinya. Terkadang penjajahan itu menghalangi tersebarnya bahasa Arab dan berusaha menyebarkan bahasa dan budaya sendiri, seperti yang terjadi di Maroko di bawah kekuasaan bangsa Perancis dan di Selatan Sudan yang berada di bawah penjajahan bangsa Inggris. Kadang-kadang penjajahan itu menyeru untuk menggunakan huruf latin dalam tulisan sebagai pengganti huruf Arab dengan dalih untuk mengembangkan dan mempermudah tulisan. Dan telah muncul ajakan untuk menggunakan dialek-dialek Amiyah dalam tuslisan dan sastra di atas kekuasaan para penjajah dan para orientalis. Di balik ajakan ini, beberapa orang memperdayakan mereka telah tergiring melalui curahannya dari para sastrawan muda dan mendorong mereka untuk hal itu bahwa ajakan ini tidak memberatkan seperti apa yang dituntut oleh karya seni yang bernilai tinggi yang tidak cocok kecuali orang yang berbakat untuk itu dan berusaha memperhalus dan mengembangkannya dengan sungguh-sungguh. Ajakan kepada bahasa Amiyah bukan merupakan salah satu aspek yang destruktif dibandingkan dengan ajakan kepada nasionalisme. Dan dialek-dialek setempat, msekipun itu cocok untuk berkomunikasi di pasr-pasar, namun dialek itu akan sanggup mengungkapkan sastra, seni, dan ilmu serta tuntutan ketinggiannya. Bahaya ajakan ini tidak terhenti pada pengokohan koalisi setiap kelompok bangsa Arab baik masyarakat setempat dan tempatnya tersendiri yang membuat kelompoknya bersikap fanatik; di mana hubungannya melemah karena keberadaan umum bangsa Arab dan rasa kebanggaanya untuk bernisbat kepadanya berkurang. Tetapi hal itu melewati batas sampai memutuskan hubungan-hubungan bangsa Arab dan menceraiberaikan kesatuannya, karena segala yang akan dikatakan atau ditulis di satu negara tidak akan dipahami atau diterima di negaranegara Arab lainnya. Dengan demikian, mereka dapat memerangi kesatuan pikir dan rasa bangsa Arab.Maka bahasa Arab fusha (baku) merupakan alat komunikasi antara putraputri bangsa Arab pada masa ini di semua negara. Barangkali kita amati bahwa siaransiaran, pers-pers Arab, dan buku buku yang menggunakan bahasa Arab fusha lebih luas penyebarannya dan lebih kuat pengaruhnya serta lebih membantu dalam membuat komunikasi kolektif di kalangan putra-putri bangsa Arab. Apabila pemakaian dialek Amiyah dapat memutuskan hubungan-hubungan bangsa Arab pada masa sekarang, maka hal itu berarti memisahkan bahasa Arab pada masa sekarang dengan bahasa Arab pada masa lalu. Dengan demikian, akan menjauhlah jarak antara putraputri bangsa Arab pada generasi ini dan sumber-sumber peradaban dan tempat-tempat suci mereka pada masa silam. Di sini barangkali sesuai, setelah kami kemukakan siasat-siasat penjajahan dalam bidang budaya secara umum dan usahausaha yang bertujuan untuk memecah-belah kesatuan budaya dan pikir masyarakat Arab. 4. Penjajahan betul-betul berambisi untuk membangkitkan dan memperkokoh kecenderungan-kecenderungan daerah setempat; Fir’aun di Mesir, Fenesia di Syam, dan asyuria di irak (Mustafa dan Razak) Keistimewaan Bahasa Arab sebagai Bahasa Al Quran Bahasa Arab memang sebuah bahasa yang istimewa. Sehingga Allah SWT berkenan berbicara kepada umat manusia dengan bahasa Arab lewat Al-Quran Al-Kariem. Padahal AlQuran itu bukan hanya ditujukan kepada bangsa Arab saja, melainkan untuk seluruh umat manusia sepanjang zaman. Allah SWT bukan tidak tahu bahwa manusia itu memiliki ribuan jenis bahasa yang saling berbeda. Namun Dia telah menetapkan bahwa hanya ada satu bahasa yang digunakannya untuk memberik petunjuk buat milyaran umat manusia, yaitu bahasa Arab. Sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW, memang Allah SWT berbicara kepada umat manusia dengan menggunakan bahwa masing-masing. Dan Allah SWT mengutus para nabi dari keturunan masing-masing bangsa dan bahasa itu. Sebagaimana firman-Nya: Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. (QS. Ibrahim: 4) Namun khusus untuk nabi yang terakhir, Allah SWT telah menetapkan kebijakan tersendiri. Pertama, nabi terakhir itu benar-benar nabi yang diutus untuk terakhir kalinya. Artinya, setelah itu tidak akan ada lagi nabi, meski hari kiamat masih jauh. Kedua, nabi itu hanya memiliki satu bahasa dan tentunya kitab suci yang diturunkan pun hanya satu bahasa saja. Dan bahasa yang dipilih adalah bahasa Arab. Kemudian Allah SWT pun telah menetapkan bahwa cara manusia berkomunikasi dengan-Nya lewat ibadah shalat pun dengan menggunakan bahasa Arab. Shalat itu menjadi tidak sah ketika tidak menggunakan bahasa Arab, meski bukan berarti Allah SWT tidak mengerti bahasa Arab itu. Namun sengaja Allah SWT menetapkan bahwa shalat kepada-Nya hanya boleh menggunakan bahasa Arab saja. Lantas ketika agama Islam ini disiarkan ke seluruh penjuru dunia, para sahabat, tabi’in dan generasi selanjutnya pun tetap konsekuen menggunakan bahasa Arab. Al-Quran Al-Karim pun tidak pernah diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Kalau pun suatu ketika diterjemahkan, maka terjemahannya itu tidak dianggap sebagai Al-Quran yang suci. Bahkan kitab-kitab yang ditulis para ulama di seluruh penjuru dunia tetap menggunakan bahasa Arab. Meski ulama itu bukan keturunan Arab dan tidak lahir di negeri Arab. Namun bahasa Arab telah dijadikan bahasa yang menyatukan dunia Islam, dari ujung barat Moroko hingga ujung timur Marouke. Hingga bahasa yang digunakan oleh umat Islam pun juga bahasa Arab. Tentunya ada alasan kuat mengapa bahasa Arab yang dipilih Allah SWT untuk dijadikan bahasa komunikasi antara langit dan bumi. Para pakar bahasa Arab sering kali menyebutkan di antara keistimewaan itu antara lain: Bahasa Arab adalah induk dari semua bahasa manusia Pendapat ini sering mengemuka ketika kita mempelajari sejarah suatu bahasa. Analisa yang sering digunakan adalah bahwa sejak manusia pertama, Nabi Adam as, menjejakkan kaki di atas bumi, beliau sudah pandai berbicara. Dan karena sebelum beliau adalah penduduk surga, di mana ada keterangan bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab di dalam suatu riwayat, maka otomatis bahasa yang digunakan oleh Nabi Adam as itu adalah bahasa Arab. Dan tentunya anak-anak keturunan Nabi Adam as itu pun menggunakan bahasa Arab. Meski pun setelah itu jumlah mereka tambah banyak dan tersebar ke berbagai benua, menjadi jutaan bahasa yang saling berbeda. Bahasa Arab adalah Bahasa Tertua dan Abadi Bahasa Inggris sekarang ini boleh saja dikatakan bahwa paling populer di dunia, akan tetapi tidak ada bahasa yang bisa bertahan lama di muka bumi selain bahasa Arab. Sebab sejarah membuktikan bahwa sejak zaman Ibrahim Alaihissalam di muka bumi yang diperkirakan hidup pada abad 19 sebelum masehi, mereka tercatat sudah menggunakan bahasa Arab. Itu berarti bahasa Arab paling tidak sudah digunakan oleh umat manusia sejak 40 abad yang lalu, atau 40.000 tahun. Bahkan analisa yang lebih jauh lagi menunjukkan bahwa bahasa Arab telah berusia lebih tua lagi. Karena bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan Allah SWT untuk berfirman di dalam Al-Quran. Sementara Al-Quran itu sudah ada di sisi Allah SWT jauh sebelum awal mula diturunkan di masa Rasulullah SAW. Dan Allah SWT menjamin bahwa Al-Quran itu tidak akan lenyap hingga hari kiamat. Artinya, bahasa Arab adalah bahasa yang sudah jauh sebelum adanya peradaban manusia dan akan terus berlangsung hingga akhir dunia ini. Bahasa Arab adalah Bahasa yang Paling Banyak Diserap Bahkan serapan dari bahasa Arab nyaris terdapat di hampir semua bahasa yang ada saat ini. Nyaris bahasa-bahasa yang kita kenal sekarang ini, telah banyak menyerap kosa kata dan istilah dari bahasa Arab. Salah satunya adalah bahasa Ingrgris dan tentunya bahasa Indonesia. Bahkan bahasa ilmiyah di dunia sains pun tidak lepas dari pengaruh serapan kata dari bahasa Arab. Istilah alkohol, aljabar, algoritme dan lainnya adalah bagian dari serapan dari bahasa arab. Bahasa Arab Memiliki Jumlah Perbendaharaan Kata yang Paling Banyak Salah satu keistimewaan bahasa Arab lainnya adalah kekayaan dalam jumlah perbendaharaan kata. Mungkin karena usianya yang sudah tua namun masih digunakan hingga hari ini, sehingga penbendaharaan kata di dalam bahasa Arab menjadi sangat besar. Sebagai contoh, salah satu peneliti bahasa Arab mengemukakan bahwa orang Arab punya 80 sinonim untuk kata yang bermakna unta. Dan punya 200 sinonim untuk kata yang bermakna anjing (Http://azansite.wordpress.com 2008). Bahasa reperesentasi budaya Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi,berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah para ahli sepakat menyatakan bahwa bahasa adalah “alat” dalam berkomunikasi,sebagai alat tentunya ada yang menggunakan alat tersebut sehingga ia dapat dimanfaatkan sebagai komunikasi.dalam hal ini pengguna atau pemanfaat bahasa adalah manusia yang selanjutnya di sebut penutur.orang atau manusia yang mendengar atau menjadi lawan penutur di sebut dengan “lawan tutur”atau pendengar atau lawan bicara.dalam interaksi antara penutur dan lawan tutur inilah timbul beberapa prilaku berdasarkan pemikiran masing-masing sehingga lahirlah kebiasaan atau budaya.budaya dan kebiasaan ini akan berbeda tergantung siapa dan di mana bahasa atau pengguna bahasa itu berada. Bahasa sering di anggap sebagai produk sosial atau produk budaya, bahkan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan itu. Menurut koentjaraningrat bahasa merupakan bagian dari kebudayaan,atau dengan kata lain bahasa itu di bawah lingkup kebudayaan.pada zaman purba ketika manusia hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil yang tersebar di beberapa tempat saja di muka bumi ini,bahasa merupakan unsur utama yang mengandung semua unsure kebudayaan manusia yang lainnya.sekarang unsure-unsur lain dan kebudayaan manusia itu telah berkembang, bahasa hanya merupakan salah satu unsur saja,namun fungsinya sangat penting bagi kehidupan manusia. Ahirnya koenjaraningrat berpendapat bahwa Hubungan antara bahasa dan budaya itu merupakan hubungan yang subordinatif di mana bahasa berada di bawah lingkup kebudayaan.namun ini bukanlah satu-satunya konsep yang dibicarakan orang,sebab di samping itu ada pendapat lain yang menyatakan bahwa bahasa dan budaya mempunyai hubungan yang koordinatif, yaitu hubungan yang sederajat,yang kedudukannya sama tinggi.malah menyebutkan Masinambaouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua system yang “melekat”pad manusia. jika kebudayaan itu adalah suatu system yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat,maka kebahasaan adalah suatu sistemyang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi tersebut. Mengenai hubungan bahasa dan budaya yang bersifat koordinatif ada dua hal yang perlu di catat Pertama,ada yang mengatakan hubungan antara kebahasaan dan kebudayaan itu seperti anak kembar siam,dua buah fenoma yang terikat erat,seperti hubungan antara satu sisi dengan sisi yang lainnya pada sekeping mata uang logam.sisi yang satu adalah kebahasaan dan sisi yang kedua adalah kebudayaan,jadi pendapat ini mengatakan bahwa kebahasaan dan kebudayaan merupakan fenomena yang berbeda ,tetapi hubungannya sangat erat,sehingga tidak dapat dipisahkan,jadi sejalan dengan konsep masinambouw di atas.hal kedua yang menarik adalah hipotesis dari kedua pakar linguistic ternama yakni Edward safir danBenjamin Lee Worf,mereka mengatakan dalam hipotesisnya bahwa bahasa bukan hanya menentukan corak budaya tetapi juga menetukan cara dan jalan fikiran manusia,dan oleh karena itu mempengaruhi pula tindak lakunya,dengan kata lain,suatu bngsa yang berbeda bahasanya dengan bangsa lain,akan mempunyai corak budaya dan jalan fikiran yang berbeda pula.jadi perbedaan-perbedaan budaya itu bersumber dari perbedaan bahasa,atau tanpa adanya bahasa manusia tidak mempunyai pikiran sama sekali,kalau bahasa itu memepengaruhi kebudayaan dan jalan pikiran manusia.maka cirri-ciri yang ada dalam suatu bahasa akan tercermin pada budaya dan sikap penuturnya. Tingkatan Bahasa Sebagai Kemahiran Ada sebuah pertanyaan;adakah hubungan antara tingkat bahasa dengan tingkatatan sosial di dalam masyarakat? kita lihat dahulu apakah yang di maksud dengan tingkatan sosial di dalam masyarakat itu.adanya tingkatan sosial dlam masyarakat dapat di lihat dari dua segi,pertama: dari segi kebangsawanan,dan kedua dilihat dari tingkatan pendidikan dan keadaan perekonomianyang dimiliki.Biasanya yang memiliki pendidikan yang lebih baik memperoleh kemungkinan untuk memperoleh taraf perekonomian yang lebih baik pula,tetapi ini tidak mutlak,bias saja terjadi sebaliknya. Untuk melihat adakah hubungan kebangsawanan dan bahasa,kita bisa melihat beberapa pendapat para linguistic terkenal diantaranya Clifford Geertz membagi masyarakat jawa kepada tiga tingkatan yaitu 1. priyayi, 2. Bukan priyayi tetapi berpendidikan dan bertempat tinggal di kota, 3. Petani dan orang kota tetapi tidak berpendidikan. Dari ketiga tingkatan ini menggunakan bahasa yang berbeda sesuai dengan tingkatannya. Dari uraian pengolongan tingkatan masyarakat tersebut dapat di lihat bahwa ada korelasi antara tingkat sosial di dalam masyarakat dengan ragam bahasa yang digunakan,sejalan dengan kesimpulan itu adanya hubungan antara kode bahasa dengan kelas sosial penuturnya.sesuai dengan teori hipotesa Basil Bernstein yang dikenal dengan Deficit Hypotesis didasarkan adanya perbedaan kode bahasa yang digunakan golongan rendah dan golonganmenengah.anak-anak golongan menengah menggunakan variasi atau kode berbahasa dengan lengkap (Elaborated code)di rumah,sedangkan anak-anak golongan buruh dibesarkan dalam lingkungan variasi bahasa yang terbatas,atau tidak termasuk lengkap (restricted code). di dalam pendidikan formal di sekolah menggunakan bahasa yang baku atau variasi bahasa yang lengkap,oleh karena itu anakanak dari golongan buruh rendah yang dirumahnya tidak berbahasa lengkap,dan harus memepelajari ragam bahasa baku pada pelajaran yang lain,menjadi kurang berhasil jika dibandingkan dengan anak-anak ayng berasal dari golongan menengah.jadi hasil hipotesanya adalah ada hubungan antara keberhasilan dalam belajar di sekolah dengan latar belakang kebahasaan anak dalam lingkungannya di rumah. Kesimpulan Hal-hal yang yang kita garis bawahi dalam pembahasan ini adanya berbagai pendapat yang mengatakan apakah bahasa itu merupakan bagian dari budaya ataukan dua hal yang berbeda,namun hubungannya sangat eratat yang tidak dipisahkan.ada pula yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan. Namun dari berbagai teori yang dikemukakan para linguis dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan bahasalah kebudayaan suatu bangsa itu bisa berkembang dan dengan bahasa pula kebudayaan antar bangsa itu dapat dibedakan atau menunjukkan cirri masing-masing kebudayaan bangsa tersebut. Dan semakin tinggi tingkat sosial seseorang maka semakin mahir orang tersebut menguasai bahasa. Begitulah yang dapat disampaikan pemakalah yang jauh dari kesempurnaan dan dengan segala keterbatasannya mengharapkan saran dan bantuan pemikiran dalam rangka penyempurnaaan makalah ini agar lebih berkembang lagi pengetahuan kita.

Daftar Pustaka Chaer,Abdul, linguistik umum.jakarta:Rineka cipta,1994 Chaer, Abdul, Psikolinguistik kajian teoretik,Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Samsuri.1991.Analisis kesalahan berbahasa,Penerbiut Erlangga,Jakarta Sumarsono dan Paina Partana,2002,Sosiolinguistik Yogyakarta:Sabda dan Pustaka Pelajar. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa RI Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja http: // pusat bahasa .Kemdiknas, go.id/laman v 42/?a= detail_artikel/2603……. Hasan mustofa DKK, Nu’man Abdul Razak, Masyarakat Arab dan buidaya islam,yayasan p3i Bandung jawa barat Http://azansite.wordpress.com/2008/05/22/keistimewaan-bahasaarab-sebagai-bahasa -al Quran

No comments:

Post a Comment

Pragmatisme Manusia Moderen

Pragmatisme Manusia Moderen Sejak bergulirnya Era reformasi Indonesia sudah Berganti 5 kali kepemimpinan Presiden Namun ekonomi bukan semak...