Thursday, 9 February 2017
FUNGSI-FUNGSI SOSIAL BAHASA ARAB
FUNGSI-FUNGSI SOSIAL BAHASA ARAB
Oleh: Jaenal Arifin
Pendahuluan Sebagai alat komunikasi dan alat interaksi yang hanya dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun secara eksternal.
Kajian secara internal yaitu pengkajian yang hanya dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu saja seperti struktur fonologis, morfologis, atau sintaksisnya.
Kajian ini hanya akan menghasilkan perian-perian bahasa itu saja tanpa ada kaitannya dengan masalah lain di luar bahasa. Sebaliknya, kajian secara eksternal berarti kajian yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar bahasa yang berkaitan dengan pemakaian bahasa tersebut oleh para penuturnya di dalam kelompok sosial kemasyarakatan.
Pengkajian ini akan menghasilkan rumusan-rumusan yang berkaitan dengan kegunaan dan penggunaan bahasa tersebut dalam segala kegiatan manusia di dalam masyarakat. Pengkajian ini melibatkan dua disiplin ilmu atau lebih, seperti Sosiolinguistik yang merupakan gabungan antara disiplin Sosiologi dan Linguistik. Chaer mengatakan bahwa sosiologi mendekati atau 22 Fungsi-Fungsi Sosial Bahasa Arab memandang bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat (Chaer 2007: 13).
Bahasa adalah suatu topik yang pokok dalam pembahasan sosiolinguistik. Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam pergaulan di antara sesama anggota sesuai dengan kelompok atau suku bangsa.Sebagai contoh, bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa nasional, bahasa negara, bahasa resmi, dan bahasa persatuan antarsuku bangsa (Aslinda dan Syafyahya 2007: 9).
Linguistik menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Bidang kajian linguistik yang mempelajari struktur internal bahasa yang mengkaji hubungan bahasa dengan struktur bahasa itu sendiri dan struktur eksternal yang mengkaji hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa dibedakan atas linguistik mikro dan linguistik makro.
Dengan kata lain, linguistik makro mengkaji hubungan bahasa dengan masyarakat pemakai bahasa dan situasi penggunaan bahasa. Bahasa sering dianggap sebagai produk sosial. Sebagai produk sosial tentu bahasa merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan dan prilaku masyarakat, wadah penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Sebagai objek dalam kajian sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum yang kajiannya hanya pada struktur internnya saja, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. Sekian banyak definisi yang dipaparkan para ahli tentang sosiolinguistik, semuanya tidak akan terlepas dari persoalan hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan atau aspek-aspek kemasyarakatan (Chaer dan Agustina 2010: 3).
Psiko-sosio-Linguistik Arab ….. 23 Berlandaskan dari pemaparan di atas, makalah ini akan menyajikan tentang masyarakat, bahasa dan fungsi-fungsi kemasyarakatan bahasa. Masyarakat Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Karl Marx mendefinisikan masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. Emile Durkheim beranggapan bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya. Paul B. Horton & C. Hunt Pun berpendapat bahwa masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok/kumpulan manusia tersebut (http://organisasi.org).
Masyarakat merupakan kelompok orang yang memiliki persamaan, dalam arti kata bahwa mereka berhubungan erat satu sama lain. S.F. Nadel mengatakan: ”dengan istilah masyarakat kita maksudkan adanya satu kumpulan manusia yang terikat dalam satu kesatuan yaitu bertindak secara Fungsi-Fungsi Sosial Bahasa Arab terintegrasi dan tetap, dan tetap bersifat agak kekal dan stabil”( http://16arief.wordpress. Com).
Menurut Soerjono Soekanto dalam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Beranggotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat Bahasa Banyak pakar yang memberikan batasan tentang bahasa dari berbagai sisinya.
Ferdinand De Saussure membedakan antara parole, langue, dan langange. Ketiganya bias dipadankan dengan kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan pengertian yang sangat berbeda. Parole adalah bahasa yang konkret yang keluar dari mulut seorang pembicara. Jadi, Karena sifatnya yang konkret itu maka parole itu bisa didengar.
Sedangkan langue adalah bahasa tertentu sebagai satu sistem tertentu seperti bahasa Arab atau bahasa Inggris. Jadi, sifatnya abstrak; hanya ada dalam otak penutur bahasa yang bersangkutan. Lalu, yang dimaksud dengan langange adalah bahasa pada umumnya sebagai alat interaksi manusia seperti tampak dalam kalimat “manusia punya bahasa, binatang tidak”. Jadi, langange ini bersifat abstrak. (Chaer 2007: 67) Bloomfield mengatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat berwenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk Psiko-sosio-Linguistik Arab ….. 25 saling berhubungan dan berinteraksi.
(Sumarsono dan Partana 2004: 18) Bruner berpendapat bahwa bahasa adalah alat pada manusia untuk mengembangkan dan menyempurnakan pemikiran itu. Dengan kata lain, bahasa dapat membantu pemikiran manusia supaya dapat berpikir lebih sistematis. (Chaer 2007: 59). Kridalaksana mendefinisakan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”.
Dari definisi tersebut dapat diturunkan beberapa batasan yang lain mengenai bahasa yaitu bahasa sebagai sebuah sistem dan lambang bunyi, bahasa adalah bunyi yang bermakna, bahasa bersifat arbitrer, konvensional, produktif, unik, universal, dinamis, bervarisi, manusiawi, (Chaqoqo 2008: 122) bahasa sebagai alat interaksi sosial dan identitas penuturnya (dua definisi terakhir lebih cocok ada pada fungsi bahasa). (Kurniawan 2011).
اللغة أصوات يعرب هبا كل قوم عن أغراضهم ,(H 392 (Jinni Ibnu Menurut “bahasa adalah bunyi-bunyi yang diungkapkan oleh setiap bangsa untuk mengemukakan ide-idenya”. (Matsan 2003: 2). Dalam definisi ini, Ibnu Jinni menegaskan bahwa bahasa adalah fenomena yang berfungsi sosial, yaitu menghubungkan para anggota masyarakat. Dan setiap masyarakat memiliki bahasa tertentu. Fungsi Kemasyarakatan Bahasa Lebih dahulu marilah kita berdiskusi tentang fungsi atau peranan. Di dalam ilmu sosial-budaya apabila mengkaji fenomena sosial dengan perspektif fungsi maka mau tidak mau akan menyandarkan pijakan paradigma pada pendekatan fungsionalisme. Dengan
mengacu pada pendekatan fungsional 26 Fungsi-Fungsi Sosial Bahasa Arab itu maka stabilitas dan integrasi sistem sosial-budaya sangat tergantung pada fungsi dari unsur-unsur yang menjadi bagian dari sistem.1 Salah satu kelemahan dari pendekatan fungsionalisme ini adalah pada asumsinya bahwa kondisi sistem sosial-budaya itu selalu dalam keadaan stabil dan terintegrasi. Maka pendekatan fungsional tidak mampu menjelaskan adanya perubahan sistem sosial budaya secara menyeluruh.
Hal ini wajar karena semua pendekatan teoritik selalu memiliki kelebihan dan kekuarangan. Jawaban tradisional atas pertanyaan apakah fungsi bahasa, adalah bahwa bahasa itu adalah alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Konsep bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran sudah mempunyai sejarah yang panjang jika menelusuri sejarah studi bahasa pada masa lalu. Pada abad pertengahan (500 - 1500 M) studi bahasa kebanyakan dilakukan oleh para ahli logika atau ahli filsafat.
Mereka menitikberatkan penyelidikan bahasa pada satuan-satuan kalimat yang dapat dianalisis sebagai alat untuk menyatakan proposisi benar atau salah. Mengapa? Karena studi bahasa mereka satukan dengan studi retorika dan logika. Keberatan kita terhadap pendekatan atau cara seperti ini adalah apakah ekspresi keinginan, kesenangan, rasa nyeri, pertanyaan, dan perintah juga 1 Sebuah analogi sederhana: “Kalau suatu sistem organisme/makhluk hidup itu unsur-unsurnya adalah kaki, mata, telinga, tangan, mulut, atau hidung maka sistem sosial-budaya yang bernama negara (sebagai contoh) unsur-unsurnya akan terdiri dari pemerintah, birokrasi, aparat keamanan, wilayah, bahasa, mata uang, atau penduduk.
Semua unsur tersebut tidak hanya saling berhubungan akan tetapi juga saling menyumbangkan fungsinya masing-masing agar integrasi sistem tetap terjaga. Apabila salah satu unsur mengalami disfungsi atau tidak mampu menyumbangkan peran sesuai kapasitasnya, maka akibatnya akan dirasakan oleh unsur-unsur yang lain.
Pada akhirnya integrasi sistem akan goncang”. Psiko-sosio-Linguistik Arab ….. 27 merupakan dikotomi salah benar? Dalam logika kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah hanyalah kalimat deklaratif saja, padahal kita berbicara tidak hanya dalam kalimat deklaratif saja, atau menggunakan bahasa hanya untuk membuat pernyataan salah atau benar saja, sesuai dengan pikiran kita. Dalam proses berkomunikasi pikiran hanyalah satu bagian dari sekian banyak informasi yang akan disampaikan. (Chaer dan Agustina 2010: 15).
Wardhaugh seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun, fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yang menurut Kinneavy disebut sebagai fungsi ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi, dan fungsi entertainmen.
Kelima fungsi dasar ini mewadahi konsep bahwa bahasa alat untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain. Pernyataan senang, benci, kagum, marah, jengkel, sedih, dan kecewa dapat diungkapkan dengan bahasa, meskipun tingkah laku, gerak-gerik, dan mimik juga berperan dalam pengungkapan ekspresi batin itu. (Chaer 2007: 33).
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit , sebab seperti yang dikemukakan Fishman bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah ‚who speak what language to whom when and to what end‛. Oleh karena itu, fungsi-fungsi bahasa itu antara lain dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan. Bagi masyarakat primitif, bahasa biasa digunakan pada acara-acara tertentu seperti al-Thuqûs (upacara keagamaan), alIhtifâlât (perayaan-perayaan adat), dan al-Raqs (media untuk mengungkapkan perasaan dan ambisi di masyarakat). (Hassân 2003: 127).
Dibandingkan dengan masyarakat modern, daya 28 Fungsi-Fungsi Sosial Bahasa Arab ingat masyarakat primitif sangat terbatas (mahdûdah) dan buruk (musyawwahah) (Hassân 2003: 137). Lebih spesifik lagi, penulis menemukan fungsi bahasa dalam masyarakat adalah sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia, alat untuk mengidentifikasi diri (http://organisasi.org 2011).
Penulis juga menemukan fungsi bahasa sebagai
(1) alat ekspresi diri (personal),
(2) alat komunikasi; sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).,
(3) alat integrasi dan adaptasi sosial; pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.,
(4) alat kontrol sosial; Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang. (Fungsi bahasa, www.google.com).
Dalam sistem kenegaraan bahasa berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa persatuan, sekaligus menjadi identitas bangsa. Apabila Bahasa Indonesia sebagai unsur dari sistem negara pada suatu saat tidak mampu memberikan fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa persatuan, atau Psiko-sosio-Linguistik Arab ….. 29 identitas bangsa maka akan terbayangkan adanya kegoncangan sistem sosial-budaya.
Dalam peristiwa kenegaraan pasti akan terjadi kekacauan karena tidak ada bahasa kenegaraan. Semua orang akan membenarkan bahasa yang mereka gunakan sesuai etnisnya walau masing-masing berbeda bahasa.
Tidak akan ada bahasa persatuan yang menjadi bahasa pengantar bagi masyarakat Indonesia yang memiliki latar belakang etnis dan bahasa beraneka macam. Tidak akan ada bahasa yang dijadikan identitas kebersamaan bahwa semua unsur itu menjadi bagian dari sistem yang bernama negara Indonesia. Inilah yang disebut sebagai disintegrasi atau distabilitas sistem negara. (Brata 2011).
Menurut Fishman, peranan bahasa dalam nasionisme2 itu sangat gambalang. Bahasa akan menjadi masalah bagi nasionisme dalam dua bidang, yaitu bidang administrasi pemerintahan dan pendidikan. Pertama, proses pemerintahan itu memerlukan komunikasi, baik komunikasi antar lembaga maupun komunikasi antar pemerintah dengan rakyat.
Ini berarti diperlukan pemilihan (penyeleksian) bahasa atau bahasa-bahasa yang dipakai untuk memerintah. Sepanjang menyangkut nasionisme, bahasa apapun asalkan bisa menjalankan fungsi dengan baik akan menjadi pilihan terbaik. Kedua, pendidikan memerlukan bahasa pengantar yang mampu mengalihkan pengetahuan secara efisien kepada anak (Sumarsono dan Partana 2004: 168).
2. Terdapat perbedaan definisi antara nasionalisme dengan nasionisme. Nasionalisme adalah perasaan yang berkembang dari dan mendukung nasionalitas (sekelompok orang yang merasa sebagai suatu satuan sosial ‚social unit‛ yang berbeda dengan kelompok lain, tetapi tidak didasarkan atas ukuran local (wilayah), sedangkan nasionisme lebih mengacu kepada masalah-masalah kekuasaan yang pragmatik.
Tuntutan-tuntutan keduanya bisa menimbulkan konflik yang melibatkan bahasa. 30 Fungsi-Fungsi Sosial Bahasa Arab Peranan bahasa dalam nasionalisme di lain pihak, lebih tidak kentara. Bahasa, bersama dengan kebudayaan, agama, dan sejarah, merupakan komponen
nasionalisme. Bahasa, kata Fishman, bertindak sebagai rantai penghubung dengan kejayaan masa lampau dan keotentikan. Ini merupakan konsep-konsep yang abstrak dan emosional, tetapi merupakan kekuatan yang hebat. Bahasa bukan hanya wahana bagi sejarah nasionalitas saja, melainkan juga merupakan bagian dari sejarah itu sendiri.
Menurutnya, “bahasa ibu itu merupakan suatu aspek jiwa”, atau inti nasionalitas. Peranan lain yang bisa dimainkan oleh bahasa dalam nasionalisme adalah apa yang disebut Fishman ‚contrastive selfidentification‛ (identifikasi diri yang kontrastif) atau yang oleh Garvin dan Mathiot (1956) (Fishman 1968) disebut ‚unifying and separating function‛ (fungsi menyatukan dan sekaligus memisahkan). Istilah-istilah ini mengacu kepada perasaan warga nasionalitas yang menyatukan dan mengidentifikasikan diri dengan orang-orang lain yang berbicara dalam bahasa serupa. Misalnya, orang Bali akan “menyatukan diri” dengan orangorang lain yang berbahasa Bali menjadi satu kelompok, tetapi kalau hal itu terjadi berarti mereka sekaligus memisahkan diri dari kelompok lain yang tidak berbahasa Bali. (Sumarsono dan Partana 2004: 169).
Berdasarkan ruang lingkupnya, Nababan membagi bahasa ke dalam bahasa nasional dan bahasa kelompok. Bahasa nasional berfungsi sebagai lambang kebanggaan bangsa, lambang identitas bangsa, alat penyatuan suku bangsa dengan berbagai latar belakang sosial budaya dan bahasa, dan alat perhubungan antardaerah dan antar budaya. Bahasa kelompok yaitu bahasa yang digunakan oleh kelompok kecil dari suatu bangsa, seperti suku bangsa yang dinilai sebagai identitas bangsa (Nababan 2011).
Psiko-sosio-Linguistik Arab ….. 31 Selain dapat digunakan sebagai alat untuk tujuan-tujuan positif, bahasa juga dapat digunakan untuk keperluan negatif. Bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk keperluan negatif. Bahasa dapat digunakan untuk melakukan pemaksaan dan pembatasan, sebagai alat intimidasi dan penyiksaan. Selain itu, bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan kesopansantunan, kerendahan hati, atau menghukum seseorang. (Bourdieu 2004: 7).
Berkaitan dengan kehidupan politik kekuasaan, bahasa menjadi penting terutama karena bahasa dapat digunakan sebagai instrumen pertarungan politik, baik untuk menaklukkan, melawan atau untuk mempertahankan kekuasaan. Pada rezim Orde Baru, bahasa berfungsi untuk kepentingan kekuasaan. Seperti yang disampaikan pada Amanat Kenegaraan hari kemerdekaan tahun 1972, Soeharto (alm) mengatakan bahwa ketertiban bahasa dipandang sebagai kunci keberhasilan pembangunan. Bahkan, keberhasilan pembinaan bahasa dianggap sama pentingnya dengan keberhasilan program Keluarga Berencana (KB).
Kemudian, melalui TAP MPR No. 11/MPR/1983 ditetapkan bahwa bahasa harus dibina dan dikembangkan serta digunakan secara baik dan benar (Latif dan Ibrahim 1996: 56-58). Bahasa Indonesia sejak periode awal kekuasaan Orde Baru ditempatkan sebagai instrumen kebijakan kebudayaan Orde Baru menuju ketertiban yang mampu menyumbang pada penegakan stabilitas politik yang menjadi prasyarat mutlak bagi kesuksesan pembangunan Orde Baru. Kebijakan Orde Baru secara jelas menempatkan bahasa sebagai instrumen ketertiban. Dengan tertib bahasa, Orde Baru percaya bahwa ”cara berpikir, sikap dan tindakan” ikut menjadi tertib.
Dengan mengendalikan pikiran dan sikap, maka akan 32 Fungsi-Fungsi Sosial Bahasa Arab lebih mudah lagi bagi Orde Baru untuk mengendalikan tindakan-tindakan yang mungkin dihasilkan.
Strategi penertiban instrumen berpikir ini dilengkapi dengan penertiban bidang lain. Orde baru hendak memastikan bahwa ”alat tindakan” juga tertib. Alat tindakan itu adalah partai-partai politik, militer, organisasi massa, dan organisasi profesi.(Muridan 2004: 30). Sebuah paradigma coba dibangun oleh penguasa pada rezim Orde Baru. Seluruh konotasi positif dikaitkan sedemikian rupa pada tanda-tanda utama yang dikembangkan sebagai mitos dan ideologi Orde Baru. Segala yang ”bajik, baku, baik dan benar” merupakan representasi Orde Baru. Segala hal yang ”buruk, sasat dan salah” diasosiasikan dengan paradigma Orde Lama dan PKI. Politik bahasa Orde Baru mendapatkan perlawanan dari kalangan gerakan pro-demokrasi, terutama gerakan mahasiswa sejak 1974. Dalam membangun konotasi mengenai Orde Baru, kelompok mahasiswa mengasosiasikannya dengan beberapa tanda lain penjajah, kabinet nepotis, rezim otoriter, rezim bangkrut. Sedangkan tanda lain yang dianggap sebagai bagian dari tanda Orde Baru adalah pembangunan, stabilitas, pendekatan keamanan, dan pertumbuhan ekonomi.
Stabilitas dan pembangunan diasosiasikan dengan status quo, pengebirian hak politik rakyat, antikoreksi, pelanggar HAM, pertumbuhan ekonomi yang fiktif, bisnis keluarga, kroniisme, kolusi, korupsi, nepotisme, monopoli, proteksi, dan fundamen ekonomi yang rapuh, dan penghancur ekonomi rakyat. Tanda-tanda tersebut dalam proses semiosis mahasiswa dipertentangkan denga tandatanda Pancasila, UUD 1945, hak asasi manusia dan demokrasi.
Sedangkan tanda Soeharto diasosiasikan dengan lembaga kepresidenan, kekuatan eksekutif, penguasa Orde Baru, otoritarianisme, absolutisme, pembunuh rakyat, personifikasi kekuasaan, dan penjahat politik. Militer dan Dwifungsi ABRI Psiko-sosio-Linguistik Arab ….. 33 diasosiasikan dengan penjarah hak-hak sipil, pengebirian partai politik, alat kekuasaan, antidemokrasi, kekerasan, pelanggaran HAM, teror, intimidasi, pembunuhan, penculikan aktivis prodemokrasi (Muridan 2004: 207).
Pertarungan makna yang cukup lama antar gerakan mahasiswa dengan Orde Baru ternyata pada akhirnya dimenangkan oleh gerakan mahasiswa pada 1998. Krisis ekonomi yang menjebloskan rezim Orde Baru pada keruntuhan membuat konotasi, mitos, dan ideologi yang ditanam dan dirawat dengan berbagai upaya menjadi tenggelam tiba-tiba.
Dominasi wacana politik nasional dengan serta merta berbalik pada konotasi dan mitos-minos yang selama ini dikembangkan oleh gerakan mahasiswa. Tanda-tanda seperti demokrasi, reformasi, hak asasi manusia, adili Soeharto, hapuskan dwifungsi ABRI, hapuskan KKN, dan lain-lain adalah tandatanda yang mewakili berbagaikonotasi dan mitos yang dibuat oleh kalangan gerakan mahasiswa. (Muridan 2004: 198). Penutup Sebelum menyampaikan kalam penutup, penulis berpendapat bahwa fungsi bahasa dalam masyarakat sangatlah luas bahkan bisa dibilang fungsi kemasyarakatan bahasa tidak ada batasnya selama manusia –sebagai pengguna bahasa– masih ada.
Sebegitu luasnya fungsi bahasa dalam masyarakat, sehingga keberadaan bahasa bisa kita jumpai dalam segala bidang. Seperti dalam bidang pendidikan, keamanan, sosial, ekonomi, keagamaan, budaya, kesehatan, teknologi, pariwisata, olahraga, industri, dan lain-lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi.
Apabila dirinci, penulis menemukan beberapa fungsi bahasa dalam masyarakat sebagai Media dalam upacara keagamaan (al-Thuqûs), perayaan-perayaan adat (al-Ihtifâlât), 34 Fungsi-Fungsi Sosial Bahasa Arab mengungkapkan perasaan dan ambisi di masyarakat (al-Raqs), alat integrasi dan adaptasi sosial, alat kontrol sosial, bahasa resmi kenegaraan, bahasa persatuan, identitas bangsa, alat menyatukan dan sekaligus memisahkan, lambang kebanggaan bangsa, lambang identitas bangsa, alat penyatuan suku bangsa dengan berbagai latar belakang sosial budaya dan bahasa, alat perhubungan antardaerah dan antar budaya, mempertahankan kekuasaan, melawan kekuasaan, dan lain sebagainya.
Demikian makalah ini penulis sampaikan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan guna memperbaiki konten maupun teknis dari makalah ini. Akhir kalam, semoga makalah ini dapat menambah cakrawala keilmuan penulis maupun pembaca pada umumnya.
[] Daftar Pustaka
______, Fungsi bahasa, www.google.com Abdul Wahab, Muhbib, Pemikiran Linguistik Tammâm Hassân dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: UIN Press, 2009, Edisi ke-I, Cet. I.
Aslinda dan Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, Bandung: Refika Aditama, 2007, Cet. I.
Brata, Nugroho Trisnu, Bahasa dan Dinamika Masyarakat; Sebuah Wacana tentang Identitas Kebersamaan, diakses dari
http://www.asmakmalaikat. com/go/artikel/antro/antro2.htm, diakses pada 3 Oktober 2011.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Chaer, Abdul, Kajian Bahasa; Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet. I.
Psiko-sosio-Linguistik Arab ….. 35
_________, Psikolinguistik Kajian Teoretik, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. I.
Chaqoqo, Sri Guno Najib, Pengajaran Bahasa Arab dalam Konteks Budaya, Jakarta: Âfâq ‘Arabiyyah, 2008, Vol. 3, N0. 2, hal. 122.
Hassân, Tammâm, Al-Lughah fi al-Mujtama’, Terjemahan dari Sociolinguistic oleh M. M. Luis, Kairo: ‘Âlam al-Kutub, 2003.
Hidayatullah, Arief, Fungsi Kemasyarakatan, diakses dari
http://16arief.wordp ress.com/2009/03/30/fungsi kemasyarakatan/, diakses pada 3 Oktober 2011. Komunitas dan Perpustakaan Online Indonesia, Pengertian Masyarakat, Unsur dan Kriteria Masyarakat dalam Kehidupan Sosial antar Manusia, diakses dari http://organisasi.org/ pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalamkehidupan-sosial-antar-manusia, diakses pada 11 Oktober 2011.
Komunitas dan Perpustakaan Online Indonesia, Pengertian, Ragam dan Fungsi Bahasa, diakses dari http://organisasi.org/definisi-pengertian-bahasa-ragam-danfungsi-bahasapelajaran -bahasa-indonesia, diakses pada 11 Oktober 2011.
Kridalaksana, Harimurti, Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa, Flores: Nusa Indah, 1985, Edisi ke-II, Cet. I.
Kurniawan, Dwi Ramlan, ‚Hakikat Bahasa‛, diakses dari http://ramlannarie. wordpress.com/2010/06/09/hakikat-bahasa/, diakses pada 3 Oktober 2011.
Matsna, Moh., Mudzakkirah; Madkhal ilâ ‘Ilm al-Lughah, Jakarta: t.p., 2003.
36 Fungsi-Fungsi Sosial Bahasa Arab Sumarsono dan Paina Partana, Sosiolinguistik, Yogyakarta: Sabda dan Pustaka Pelajar, 2004, Cet. II.
Widjojo, Muridan S. dan Mashudi Noorsalim, Bahasa Negara Versus Bahasa Gerakan Mahasiswa, Jakarta: LIPI Press, 2004, Cet. I.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pragmatisme Manusia Moderen
Pragmatisme Manusia Moderen Sejak bergulirnya Era reformasi Indonesia sudah Berganti 5 kali kepemimpinan Presiden Namun ekonomi bukan semak...
-
المهارات اللغوية ودورها في التواصل اللغوي مستخلص البحث : يرمي هذا البحث معرفة أهمية المهارات اللغوية في التواصل اللغوي . وتضمن البحث مشكلة ...
-
بيئة تعليم اللغة العربية في مهارات الكلام أ. بيئة اللغة العربية 1. تعريف عن بيئة اللغة العربية قد تعلم اللغة العربية ف...
No comments:
Post a Comment